" Pak minta price list harga cetakan ,ada tidak ?", atau Pak daftar harga yang di web masih berlaku tidak?.Itu salah satu chat dengan klien. Sebagai pelaku jasa percetakan tentu merasa bingung harus jawab apa?. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga bahan baku percetakan.
Pada pertengahan tahun 2017, harga kertas mengalami kenaikan, Walau kenaikan tersebut diarasa tidak memberatkan . Di akhir tahun 2017, harga terus melambung sampai menjelang awal tahun 2018. Tentu hal ini memberatkan para pelaku usaha yang menggunakan bahan baku kertas,terutama dunia percetakan. Hal ini menjadi kendala dan sulit untuk mementukan harga produksi. Sehingga mau tidak mau harus menaikkan harga .
Pada pertengahan tahun 2017, harga kertas mengalami kenaikan, Walau kenaikan tersebut diarasa tidak memberatkan . Di akhir tahun 2017, harga terus melambung sampai menjelang awal tahun 2018. Tentu hal ini memberatkan para pelaku usaha yang menggunakan bahan baku kertas,terutama dunia percetakan. Hal ini menjadi kendala dan sulit untuk mementukan harga produksi. Sehingga mau tidak mau harus menaikkan harga .
“Setiap ada permintaan penawaran dan bikin estimasi harga, harus selalu mengecek harga terlebih dahulu, untuk mengurangi kesalahan dalam menentukan harga,disebabkan harga tidak stabil.
Dengan tidak stabilnya harga bahan baku sangat membebani pelaku usaha percetakan. Terutama bagi pengusaha yang bermodal kecil bagi ,kan kesulitan untuk stok bahan baku.
Lain halnya bagi mereka yang punya modal besar, mereka langsung membeli bahan dengan kapasitas banyak, dengan harapan bisa mengambil untung besar.
Dengan adanya kenaikan tersebut,banyak konsumen dan pelanggan membatalkan pesanannya,walau ada juga juga di antara mereka yang paham mereka tetap melakukan pemesanan.
Bahan kertas yang paling mencolok kenaikanya, yaitu kertas HVS yang mengalami kenaikan sampai 25 persen bahkn 35 persen.
Logikanya apa bila harga kertas terus naik tentu akan menganggu bisnis percetakan. Yang berakibat menurunnya permintaan konsumen.
Perusahaan Pers
Dengan adanya kenaikan harga kertas juga dirasakan pelaku industri perusahaan pers, terutama media cetak. Kenaikkan harga kertas, termasuk kertas untuk surat kabar mengganggu perusahaan pers di Indonesia.
Pelaku bisnis media cetak beberapa tahun belakangan mengalami kesulitan membiayai operasional perusahaan. Dengan bermunculan media online yang jumlahnya sekitar 4.000-an, oplah media cetak terus menurun signifikan. Bahkan sudah banyak yang gulung tikar, Untuk mengikuti perkembangan teknologi , mau tidak mau harus beralih ke media online.
Tentu hal ini menjadi pukulan berat perusahaan media cetak. Untuk tetap bisa bertahan, media cetak menempuh langkah dengan mengurangi jumlah halaman dan kualitas kertas. Bahkan media cetak mencoba untuk menaikkan harga jual ,dengan konsekuensi permintaan menurun. Tapi hal ini masih bisa di siasati salah satunya mengurangi jumlah halaman.
Supaya media cetak tetap eksis, harus ada campur tangan pemerintah dengan membuat regulasi yang berpihak kepada media cetak. Hanya campur tangan pemerintah yang bisa menstabilkan harga kertas.
Apa bila harganya terus naik, dipastikan akan semakin banyak media cetak yang tidak terbit lagi, terutama yang ada di daerah.
sumber : harian.analisadaily.com
0 Comments